Hari ini adalah hari libur pertamaku. Selama 2 minggu ke depan merupakan
hari libur kami setelah 1 minggu sebelumnya kami mengikuti ujian semester
pertama. Oh ya…sebelumnya perkenalkan. Namaku Naya Aprilia. Teman – teman biasa
memanggilku Naya. Aku adalah salah satu mahasiswa tingkat pertama di
Universitas swasta ternama di daerah Jawa Timur.
Aku adalah anak yang bias dibilang mudah bergaul sehingga cepat
mendapatkan teman. Dalam 1 semester ini saja aku sudah memiliki 3 sahabat,
Dena, Rizki, dan Anggun.
Untuk liburan kali ini, aku dan teman – teman baruku sempat merasa
bingung memilih tempat liburan kami. Terlebih kami juga baru saling mengenal
dalam 1 semester ini sehingga kami juga belum terlalu saling mengenal satu sama
lain.
Hufft….hari ini begitu membosankan bagiku. Papa lagi ke luar negeri
mengurusi bisnisnya. Begitu pula mama. Kakakku entah sedang pergi kemana. Hanya
ada bibik di rumah yang tentu saja repot mengurusi pekerjaannya. Sedangkan
aku…aku lebih memilih menonton DVD yang baru semalam ku pinjam. Sebenarnya ini
merupakan film kesukaanku. Tapi rasanya terlalu membosankan menonton sendirian
begini.
Kumatikan DVD yang sedang seru – serunya memutar adegan aksi seorang
pahlawan dalam film tersebut. Aku beralih pada laptop ku dan mulai berselancar
di dunia maya. Iseng – iseng deh aku buka om google yang biasanya ada kabar
menarik di sana. Tanpa sengaja aku menemukan situs tentang beberapa daerah
wisata di negeri ini. Hm…tidak ada salahnya juga melihat – lihat.
Sepertinya, menarik juga kalau aku bias liburan ke salah satu tempat
itu, begitu pikirku. Mulai deh aku melihat – lihat tempat wisata yang kurasa
tepat menjadi tempat kunjunganku. Eh…apa nih…Pulau Derawan? Dimana ya? Kok
rasanya baru tau sekarang ya? Hehe maklumlah nilai – nilaiku di geografi memang
tidak terlalu bagus.Penasaran aku buka situs tersebut.
O…ternyata adanya di Kalimantan Timur. Pantas saja baru kali ini aku
mendengarnya. Sebuah ide melayang di benakku. Sepertinya tempat yang cocok
untuk berlibur nih. Ajak Dena, Rizki, dan Anggun juga ah. Begitu pikirku.
Segera saja ku telepon mereka. Tak kuduga mereka langsung mengiyakan ajakanku.
Kami kemudian sepakat untuk berkumpul di rumahku keesokan harinya.
Keesokan harinya, seperti yang telah kami sepakati, kami berkumpul di
rumahku pukul 8 pagi. Hari ini aku sengaja tidak meminta Pak Hadi, sopir
keluarga kami untuk mengantar kami. Sepertinya sendiri lebih menyenangkan.
Kami berencana untuk naik bus ke Bandara Juanda ke Surabaya untuk
selanjutnya melakukan penerbangan menuju Berau, Kalimantan Timur. Untung saja
kemarin Anggun telah memesan tiket untuk
kami berempat. Memang diantara kami, Anggun lah yang paling selalu siap dalam
setiap keadaan.
Setelah melalui perjalanan yang cukup panjang, sampailah kami di Berau,
Kalimantan Timur. Perjalanan dari Berau ialah perjalan
darat yaitu Berau – Pelabuhan tanjungbatu (2,5 jam) / perjalanan darat,
selanjutnya Tanjungbatu - Pulau derawan (30 menit) mengunakan speedboat.
“Duh…capeknya…”, kata Dena begitu kami sampai tempat tujuan.
Memang rasanya capek. Tapi ternyata tidak sia – sia perjalanan kami.
Pulau ini benar – benar merupakan surga wisata di Indonesia, Kalimantan Timur
khususnya. Tapi kami tidak buru – buru kok. Jadi kami putuskan untuk mencari
penginapan terlebih dahulu. Esoknya kami mulai menikmati suasana di tempat
wisata ini.
“Wah…segarnya udara di sini,” seru Rizki.
“Iya. Beda jauh dari kota tempat kita tinggal.” Sahut Anggun menimpali.
“Eh Naya, darimana sih kamu tahu tempat ini? Aku aja baru tau sekarang,”
Tanya Anggun.
“Hm….darimana ya…kasih tau gak ya….Mau tau aja atau mau tau banget?”
sahutku sambil senyum – senyum.
“Ye…pakai rahasia – rahasiaan segala,” kata Dena.
“Hehe…” aku hanya tertawa menggoda teman – temanku. Aku memang suka
menggoda mereka kok.
Setelah itu kami mulai bermain – main di pasir pantai pulau ini.
Ternyata begitu menyenangkan. Sejauh mata memandang hanya terlihat luasnya
lautan yang memberikan kesejukan bagi kami.
Menurut yang aku baca, Kepulauan Derawan merupakan gugusan pulau yang
terletak di Selat Makassar dan masuk wilayah administrasi kecamatan Maratua,
Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Selain itu terdapat sejumlah pulau di
Kepulauan Derawan ini, antara lain Pulau Derawan, Pulau Sangalaki, Pulau
Kakaban, Pulau Maratua, Pulau Samama, dan Pulau Panjang.
Pulau Kakaban, yang merupakan salah satu pulau di kepulauan derawan
terdiri dari karang atol dan membentuk danau di tengah laut. Di dalam danau itu
tinggal ribuan ubur – ubur yang tidak memiliki sengat.. Danau Kakaban adalah
salah satu dari dua habitat ubur – ubur tanpa sengat yang telah ditemukan di
dunia. Habitat yang sama dapat ditemukan di Kepulauan Palau, Micronesia di
Samudera Pasifik.
Sedangkan Pulau Sangalaki merupakan kawasan konservasi penyu yang
dikelola Kementrian Kehutanan. Sebuah Pulau yang sangat baik untuk
menyelam dan snorkeling, bahkan setara bersama dengan Raja Ampat di
Provinsi Papua. Pemandangan
bawah laut Sangalaki akan memabukkan hati setiap orang yang melihatnya. Pari
manta, barracudas, pari, cumi-cumi raksasa, dan bintang laut lainnya hanya
sebagian dari penghuni surga bawah laut Sangalaki. Pari Manta adalah hewan yang
sangat langka, banyak wisatawan datang ke Sangalaki hanya untuk melihat hewan
yang sangat unik ini. Hewan tropis ini terlihat seperti ikan pari, tapi uniknya
kedua kumisnya bekerja sebagai sayap. Titik menyelam yang populer di wilayah
ini mencakup antara lain Channel Entrance, Coral Gardens, Town, Sandy Ridge,
Manta Run, Sherwood Forest, Manta Parade, Manta Avenue, Ridge, Light
house, dan The Rockies.
Di Pulau Derawan ada juga beberapa tempat bersejarah, yakni makam
bernisan kepala kuda dan sumur tua.
Swdangkan wisata kuliner di Kepulauan Derawan ini tidak kalah
menariknya, yaitu Tehe – tehe dan kima – kima. Tehe – tehe merupakan hewan laut
yang berbentuk bulat seperti bulu babi dengan warna agak kemerahan yang diisi
dengan nasi di dalamnya. Sedangkan kima – kima merupakan sejenis kerang besar
yang bagian dagingnya dimasak untuk campuran masakan apa saja.
Sedangkan suku asli kepulauan derawan adalah suku bajau. Suku Bajau
adalah suku bangsa yang tanah asalnya Kepulauan Sulu, Filiphina Selatan. Suku
ini merupakan suku nomaden yang hidup di atas laut sehingga disebut gipsi laut.
Suku Bajau menggunakan Bahasa Sama – Bajau. Suku Bajau sejak ratusan tahun lalu
sudah menyebar ke negeri Sabah dan berbagai wilayah Indonesia.
Suku Bajau terbagi ke dalam 2 kelompok suku, yaitu Bajau laut (Palau
atau Pela’u) dan Bajau Darat (Samah). Bajau Samah merupakan pemeluk agama
islam, sedangkan Bajau laut memeluk berbagai macam agama, diantaranya islam,
Kristen, dan tidak beragama. Masyarakat Bajau sehari – hari hidup di atas leppa
/ lepa – lepa, yaitu rumah – rumah perahu sebagai suku kembara di lautan bebas.
Orang – orang Bajau juga mempunyai kemahiran menunggang kuda dan ini
menjadikan mereka antara kaum yang paling Berjaya di Sabah. Kemahiran mereka
ini menjadikan mereka terkenal di Sabah dan diberi gelar “Koboi Timur” atau
Koboi Sabah.
Namun sebagian besar masyarakat Suku Bajau berprofesi sebagai nelayan
tangkap. Hal ini disebabkan karena kehidupan mereka lebih banyak dihabiskan di
laut. Satu diantara kampong di Kecamatan Pulau Derawan yang memiliki masyarakat
yang mayoritas sebagai nelayan tangkap yaitu Kampung Kasai. Kampung Kasai
terletak di pinggir muara sungai Berau. Alat tangkap yang sering digunakan olrh
nrlayan adalah jarring gondrong (trammel net), mini trowl, dan lain – lain.
Bagaimana? Manarik bukan cerita tentang pulau di Kalimantan Timur ini?
Hal ini pula yang menarikku dan kawan – kawan untuk menyambangi pulau ini
sebagai tempat pilihan wisata kami.
Tak terasa telah 1 minggu kami lewati di sini. Di kepulauan yang indak
ini. Rasanya lelah yang kami alami selama disini terbayar sudah. Kini saatnya
kami pulang. Minggu depan kan kami harus mulai memasuki semester baru. Namu
sebelumnya tak lupa kami membeli cinderamata yang banyak dijajakan di kios –
kios sepanjang pulau ini. Ingin rasanya mengunjungi pulau ini suatu saat lagi.